Monday, January 5, 2015

Kenangan


Waktu sudah lewat begitu jauh, dari saat itu. Saat satu kelas tertawa bersama mendengarkan lagu slank. Memang suaramu bagus, sangat bagus melebihi suara sumbang kami. Tapi kelakuanmu ketika bernyanyi membuat kami terpingkal-pingkal bukan kepalang. Tangan kirimu selalu menyentuh bagian vital dan kadang-kadang kau dekatkan ke hidung: jorok. Dan tnagan kananmu dengan santai menggam handphone bermerek china.

Kelakuan konyol kita begitu terasa setelah lama tak melakukan itu lagi: kenangan. Kita berteriak, berprilaku seenaknya. Futsal mungkin gambaran representatif perlakuan kita. Hampir setiap kelas kosong—tidak ada guru—kita selalu berada di lapangan, bermain futsal dengan kelas lain. Walaupun sudah dekat dengan UN.

Kelas yang bergambar pantai itu mengeisi relung kita, dan beberapa graviti kata yang acak-cakan. Tak mengerti artinya apa. Jangan salahkan kami karena bukan kami yang menggambar, tapi kakak kelas kami satu tahun yang lalu. pertimbangannya kenapa tak dihapus,adalah kami sangat khawatir tidak bisa menggambar sebagus gambar pantai itu. Dan bila kau orang luar, bukan kelas kami, datang dia langsung mengatakan, “gambar apa ini gak jelas, gaje”

Kabut mulai menyeringai kemudian terbang terhempaskan angin dan cahaya matahari memaksanya melakukan proses evavotranspirasi. Jalan yang halus terbasuh air hujan tadi pagi, licin. Pikiranku berulang, kembali 2 tahun yang lalu, bersama dengan kalian, sahabatku. Ketika kuputar video atas rekaman-rekaman kita. Ada satu rasa yang tibul: kerinduan. Kapan kita kan bertemu? Kapan kita tertawa terbahak-bahak seperti dulu? Kapan kita mengebrol dengan tema yang tak jelas?

Mungkin, aku menebak, kita sudah sibuk dengan pekerjaan atau kuliah kita. Kita sudah mafhum bahwa kehidupan tak hanya sibuk mengingat masa lalu. Karena hari ini juga akan menjadi masa lalu dikemudian hari. Aku pikir, masa lalu hanyalah nostalgia dan harus diambil hikmahnya. Dari masa lalu juga kita bercermin atas kelakuan-kelakuan kita—yang perlu perbaikan.

Hidup kita telah melewati halang rintang, di masa lalu. segala pilihan kita sekarang ditentukan oleh masa lalu kita sendiri, dan masa depan kita ditentukan oleh hari ini. Ketika masa lalu kawan luar biasa, maka tak dapat dielakkan, hari ini kawan akan luar biasa pula. Begitu juga seterusnya. Merangkai mimpi-mimpi yang kian susut oleh gerusan waktu, yang terkadang membuat pesimistis dengan mimpi kita sendiri.

Awan hijau itu berkilauan, lebat. Tak usah gundah gulana dengan masa depan, dan aku yakin setiap orang pernah merasakan gundah gulana terhadap masa depannya. Sebaiknya tak usah khawatir, kerjakan saja apa yang harus dikerjakan untuk mencapai mimpi-mimpi kita. Buat peta mimpi, akan kemana setelah ini, dan apa saja yang harus dilakukan. Bukankah orang mengatakan mimpi tanpa perencanaan adalah merencanakan sebagian daripada gagal?

Lagu merdu mengisi langit pagi ini. Suara burung mendayu lembut. Burung itu digantung dengan kurung bambu. Kakinya meronta dan sayapnya dikepakan. Berpindah kesana-kemari seolah mencari jalan keluar. Entah, mungkin dia ingin melarikan diri supaya hidup bebas bersama sekawanan burung lainnnya. Tak sendiri di dalam kurung ini, tak ada teman.


Kita tak seperti burung yang terkekang. Kita bebas dan menentukan segala pilihan kita dengan syarat kita berusaha dan berdoa kepada yang Maha Kuasa, Allah. Sangat simpel dan mudah bila diucapkan. Walaupun pada kenyataannya rintangan siap menghadang dan membuat kira ragu akan mimpi-mimpi kita. Namun, bila tak ada rintangan apalah artinya hidup. Bukankah pepatah mengatakan pelaut yang ulung lahir dari ombak yang liar?

Terimakasih Sahabat Hadits Line. Jangan Lupa Komentarnya

Terimakasih telah membaca artikel berjudul Kenangan yang ditulis oleh Hadits Line (Hermawan Setiawan) Komentar sahabat sangat memotivasi penulis.

0 comments:

Post a Comment