Friday, November 28, 2014

BBM Naik, Ini solusi Islam

“Kaum Muslim berserikat dalam tiga perkara, yaitu padang rumput, air dan api” (HR Abu Dawud dan Ahmad)
kita sudah tahu sejak SD konon Indonesia adalah negara kaya raya. Negara yang kaya dengan sumber daya alam, negara yang kaya dengan budayanya, dan negara yang kaya dengan kemiskinannya. Kata “bukan lautan tapi kolam susu”, yang temaktum dalam lagu ciptaan Koes Plus adalah pengakuan kekaguman akan banyaknya kekayaan alam. Namun, diatas semua kekayaan itu, apakah kita sudah merasakan “kaya”?

Pemerintah saat ini terlihat kelabakan. Dengan dalih menyelamatkan anggaran negara, maka BBM dinaikan. “Cuma dua ribu rupiah” kata RI satu itu. Sontak rakyat menjerit karena merasa terdzolomi oleh pemimpin yang merakyat tapi menyusahkan rakyat. Demo-demo ramai menolak kenaikan BBM oleh berbagai elemen masyarakat. Lucunya, penetapan kenaikan harga BBM itu dilakukan tengah malam dan disiarkan di layar televisi. Kenapa tidak siang saja? Kenapa tidak di depan rakyat banyak seperti persta rakyat? Ataukah  bapak RI satu ini takut rakyat?

Aksi Tolak Harga BBM Naik
(Solopos.com)
Pertanyaanya, bukankah kita negara kaya raya yang  semua ada, termasuk di dalamnya minyak bumi. Pertamina sebagai perusahaan negara pun masih diragukan kemampuannya untuk mengeksploitasi kekayaan alam indonesia di bidang MIGAS, dengan alasan teknologi dan sumber daya manusianya masih rendah. Tapi sebenarnya bukan tidak mampu, namun tidak diberikan kesempatan dan kepercayaan secara penuh oleh pemerintah untuk menggarap kekayaan ini. 

Perusahaan asing malah bercokol banyak di Indonesia. Sebut saja Chevron, yang membuat heboh belakangan ini, karena akan membeli sebuah gunung di Jawa Barat, Gunung Ceremai. Chevron merupakan salah satu perusahan ekplorasi dan eksploitasi minyak yang terbesar di dunia. Chevron berasal dari negara adikuasa, Amerika Serikat. Ditambah perusahaan asing yang lain, seperti British Petroleum, Exon Mobile, Petro China, Petronas, dan lain-lain. Dengan tenangnya mereka mengeruk dan merampok kekayaan alam yang ada di negara kita, Indonesia.

Masuknya  perusahaan asing ke Indonesia  merupakan sebuah Investasi, kata pemerintah. Kurangnya  budget APBN untuk mengolah sumber daya alam menjadi alasan yang seolah rasional. Hal ini juga diuangkan oleh Presiden Jokowi ketika presentasi di depan para pengusaha dan penguasa asing di G-20 di Australia.

“You Know, Our Budget is Limited, We invite You come to Indonesia to Invest...”

Investasi memang sangat penting, tapi investasi bukan menggandaikan dan menjual sumber daya alam kepada asing yang dengan bebas dimiliki dan digarapnya. Sehingga keuntungan dari sumber daya itu dinikmati dan dibawa oleh asing ke negara asalnya.

Sebetulnya, bukan hanya kurang modal, tapi liberalisasi ekonomi yang memobilisasi asing untuk mengambil barang berharga di negara ini. Liberalisasi yang mengizinkan kepemilikan umum—salah satunya minyak bumi—yang harusnya diolah untuk rakyat sebesar-besarnya. Bukankah dalam undang-undang dasar, Bumi, air dan kekayaan alam yang terkandung didalamnya dikuasai oleh Negara dan dipergunakan untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat?

Dari semua permasalahan itu, solusi yang patut digulirkan adalah kembali kepada akidah kita sebenar-benarnya: Islam. Kita tentu paham Islam diturunkan bukan untuk umat muslim saja, tapi untuk seluruh mansuia, rahmatan lil alamin.

Islam adalah agama yang komperenship, mengatur seluruh aspek kehidupan mulai dari masuk WC sampai pemerintahan.  Islam adalah sebuah pandangan hidup (way of life) yang berasal dari nilai-nilai ke-Tuhanan, yang mana Tuhan mengetahui apa yang terbaik untuk ciptaan-Nya.

“Sesungguhnya orang-orang yang kafir kepada Allah dan rasul-rasul-Nya, dan bermaksud membedakan antara (keimanan kepada) Allah dan rasul-rasul-Nya, dengan mengatakan: ‘Kami beriman kepada yang sebagian dan kami kafir terhadap sebagian (yang lain)’, serta bermaksud (dengan perkataan itu) mengambil jalan (tengah) di antara yang demikian (iman atau kafir), merekalah orang-orang yang kafir sebenar-benarnya. Kami telah menyediakan untuk orang-orang yang kafir itu siksaan yang menghinakan.” (An-Nisa`: 150-151)

Menuntaskan problem ini bukan hanya mengganti perorangan saja. Karena kita tahu liberal adalah suatu sistem ekonomi dari kapitalis yang menitik beratkan kepada kebebasan Individu. Sistem adalah seperangkat yang terkait membentuk suatu jaringan. Ketika satu benda atau jaringan dalam sistem itu lumpuh, maka akan berpengaruh kepada jaringan yang lain. Hal ini bisa kita analogikan pada tubuh kita, ketika tangan kita terluka, anggota tubuh yang lain pun merasakannya, merasa sakit.

Untuk itu, sistem ekonomi islam harus ditegakan. Hal ini bukanlah menyulut keberagaman, tapi inilah jalan yang terbaik yang harus diambil. Jika masih ragu mengenai sistem ekonomi islam, pernah belajar atau mengetahui sejarah islam? Dimana pada jaman Khalifah Mu’tasim Billah tidak ada orang yang pantas menerima zakat yang mana negara saat itu bernama Khilafah Islam.


Mungkin ketidak tahuanlah dan keengganan untuk ingin tahu menjadikan sistem ekonomi islam ini terbatas pada aspek keuangan, yang disebut dengan banks syariah. Padahal lebih dari itu islam mengatur segalanya. Mengatur hal-hal yang belum tentu diatur dalam sistem lain. jadi, solusi islam untuk kenaikan BBM adalah kembali pada Islam itu sendiri. Wallahu A'lam Bishawab.

Terimakasih Sahabat Hadits Line. Jangan Lupa Komentarnya

Terimakasih telah membaca artikel berjudul BBM Naik, Ini solusi Islam yang ditulis oleh Hadits Line (Hermawan Setiawan) Komentar sahabat sangat memotivasi penulis.

0 comments:

Post a Comment