Wednesday, November 26, 2014

Berat Awan Lebih Berat daripada Ikan Paus Biru?

Awan
(www.gentside.com)
Belakangan ini sering terjadi hujan bukan? Darimanakah hujan itu? apa yang menurunkan hujan? Langit mendung, apa yang membuat langit mendung? Dan apa yang cahaya matahari memudar kala senja?

Sederet pernyaan itu, sebenarnya mengacu pada satu benda, yaitu awan. Awan yang sering kita lihat setiap hari. Awan yang memberi kehangatan, karena menghalangi sinar UV masuk ke bumi. Awan juga yang memberikan kehidupan, karena menurunkan air hujan. Betapa luar biasa Ciptaan-Nya.

Awan sering kita abaikan keberadaaannya, padahal ketika tak ada awan. Maka bencana berdatangan menerpa bumi. Tidak awan berarti tidak ada hujan, ketika hujan tidak ada maka kekringan kan melanda, maka tanaman sulit tumbuh. Ketika tanaman sulit tumbuh, maka makanan pun akan jarang dan kelaparan pun tak terelakkan. Malah, dengan rekasa teknologi saat ini, hujan pun bisa dibuat, disebut dengan hujan buatan. Caranya sangat simple, menaburkan garam dan material lain untuk mengikat partikel-partikel air—awan—secara cepat di udara dengan menggunakan pesawat terbang. Namun kau tahu, untuk satu kali rekayasa hujan buatan, harganya relatif mahal.

Awan mempunyai bentuk yang variatif, ada yang menggumpal hitam, tipis seperti bulu, pecah-pecah, malah ada yang mirip dengan bentuk hewan. Lukisan angkasa itu selalu berubah seiring gerak angin yang dipengaruhi oleh tekanan udara di bawahnya—laut dan darat. Bentuk awan itu terbagi menjadi tiga, yaitu tinggi (5.000 dan 12.000 m), sedang (2.000m-5.000m), dan rendah (0m-2.000m). Sebutan bagi jenis awan itu aneh-aneh, seperti awan rendah: stratocumulus, awan sedang: nimbostratus, awan tinggi: altocumulus, dan lain-lain. Satu kesamaan diantara nama-nama awan itu, semuanya berakian “us”.

Awan Mirip Kuda
(www.lintas.me)
Perlu diketahui juga, tak semua jenis awan dapat menurunkan hujan. Comulonimbus adalah awan yang  sering menurunkan hujan, karena bentuknya hampir menembus tropopouse—perbatasan troposfer dan stratosfer. Namun tentu tak menurunkan hujan bukan berarti tak memberikan manfaat, contoh kecil, jika semua sinar matahari langsung menyinari permukaan bumi, tak diserap awan, maka bumi akan panas luar biasa.

Dengan jutaan partikel air yang ada di udara. Awan memiliki berat yang sangat besar. Berat awan berjuta-juta ton. Berat itu melebihi berat paus biru yang ada di laut, yang merupakan hewan terbesar di bumi. Malah beberapa kali lipat berat paus biru. Jika awan itu jatuh kebumi, tak berbentuk hujan, maka seluruh orang yang dinaungi awan akan mati, kecuali ada sesuatu yang menahannya seperti bangunan. Tapi, kenapa awan yang berberat berat itu mampu mengapung di angkasa? Tak jatuh karena beratnya?

Mudah saja, karena berat awan itu tak padat: renggang. Dibandingkan dengan berat paus yang solid, maka gravitasi pun menyesuaikan. Gravitasi akan menarik awan itu, yang membuatnya tetap stagnan bertahan di angkasa. Massa udara lebih kuat dibandingkan dibandingkan massa awan yang rendah: ringan.

Jika tak percaya dengan berat awan yang begitu besarnya. Mari kita hitung bersama.

Awan yang sering kita lihat di siang hari namanya awan cumulus, volumenya sekitar 1 km3 (km kubik) dan biasanya ada di ketinggian 2 km diatas tanah.

Sementara itu, kepadatannya sekitar 1,003 kg/m3 (makanya awan bisa terbang). Kalau di hitung-hitung ada sekitaran 1.000.000 m3 tetesan air dalam awan cumulus tadi.

Untuk menghitung beratnya, memakai rumus :
1,003 kg/m3 x 1.000 x 1 km3 = 1.003.000.000 kg
Artinya beratnya lebih dari 1 Miliyar kilogram untuk setiap 1 Km3

Kalau dibandingin Paus Biru (mamalia terberat) yang rata-rata beratnya 160.000 kg (160 ton) maka berat 1 km3 awan = 6.268,75 ekor paus biru

Maka Kuasa Allah, yang membuktikan bahwa penciptaan itu benar adanya. Hal ini tertera dalam Firman-Nya:

“Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, silih bergantinya malam dan siang, bahtera yang berlayar di laut membawa apa yang berguna bagi manusia, dan apa yang Allah turunkan dari langit berupa air, lalu dengan air itu Dia hidupkan bumi sesudah mati (kering)-nya dan Dia sebarkan di bumi itu segala jenis hewan, dan pengisaran angin dan awan yang dikendalikan antara langit dan bumi; Sungguh (terdapat) tanda-tanda (keesaan dan kebesaran Allah) bagi kaum yang memikirkan.” (Q.S. Al-Baqoroh[2]: 164)

Sungguh kita sebagai manusia, patut mensyukuri atas segala kenikmatan yang diberi-Nya, dengan cara berbuat bijak pada lingkungan disekitar kita.

Referensi:

Terimakasih Sahabat Hadits Line. Jangan Lupa Komentarnya

Terimakasih telah membaca artikel berjudul Berat Awan Lebih Berat daripada Ikan Paus Biru? yang ditulis oleh Hadits Line (Hermawan Setiawan) Komentar sahabat sangat memotivasi penulis.

0 comments:

Post a Comment