Cantik,
kata yang mungkin tidak asing lagi bagi perempuan seatero dunia. Menurut peljar
antrhopolgi nih, cantik itu relatif, tergantung kebudayaan mana yang memandang.
Contohnya, kalo di pedalaman Afrika yang cantik itu, yang memiliki bibir tebal.
Kalo di pedalaman kamboja, yang cantik itu yang memiliki leher yang panjang,
sementara kalo di pedalamanan kalimantan, cantik itu yang memiliki telinga
panjang.
“Memangnya
bener kalo cantik itu relatif? Atau yang jelek mutlak?”,
“ah
itu sih tergantung sudut pandang”.
“oh
gitu ya”
“truss???”
Dalam
konsep kecantikan dunia modern saat ini. Kecantikan di ukur dari tinggi badan
yang semampai, langsing, sexsy, berkulit halus, dan berambut panjang tergerai.
Bagaimana tidak. Kita setiap hari, bahkan setiap menitnya mungkin kita
disuguhi dengan model-model yang
menggunakan parameter diatas. Kita nonton televisi, trus ngeliat iklan sampho?
Apa yang kebayang? Atau kita ngeliat iklan sabun mandi, apa yang kebayang?
Apakah yang muncul itu bencong?
Acara
kontes kecantikanpun kian hari kian bermunculan. Mula-mula muncul miss world,
kemudian muncul miss indonesia, disusul dengan putri indonesia, muncul abang
none jakarta, muncul mojang jajaka, kemudian mucul miss earth, mucul lagi miss
lingkungan hidung, miss........???*missing link*
Nah,
ajang-ajang seperti itu, apakah tidak melihatkan aurat? Tubuh sexy?badan yang
semampai? Kulit yang gak apek? Bisa dinilai sendiri.
Media
sangat andil besar dalam menyebarkan parameter kecantikan. Majalah-majalah yang
bertebaran setiap harinya tak lepas dari model-model cantik yang dipampang di
depan cover dan menjadi menu utamanya. Ditambah dengan media televisi khusunya
film-film yang menampilkan kemolekan dengan tubuh sexy, pakaian serba ketat dan
kadang transparan, atau 1 cm di bawah pinggang. Akibatnya banyak perempuan
muslimah menjadi terobsesi tampil seperti itu. contoh kecilnya aja, banyak yang
muak kalo tubuhnya itu kegendutan, atau kulitnya itu kegelapan.
Berita-berita
mengenai gaya hidup yang dipropogandakan
oleh media yang berkiblat ke barat. Mengubah cara berfikir para muslimah yang
ada di indonesia. Alat-alat kecantikanpun kian bermunculan dan merebak di
kalangan masyarakat. Dari mulai perwatan ujung kaki hingga ujung kepala. Lantas
yang menjadi pertanyaan, siapa yang mengambil keuntungan atas opini yang
disebarkan itu?
Menurut
penelitian Industri di Inggris mampu meraup keuntungan 8,9 Pounstrtling.
Sedangkan untuk industri kosmetik di Amerika mengalami pertumbuhan 10% setiap
tahunnya. Sedangkan untuk Idustri obat diet yang ditulis majalah times pada
tahun 1988 mencetak angka penjualan sampai 74 miliar dolar pertahun.
Di
dunia barat khusunya masyarakat eropa dan amerika menganggap bahwa menjadi
cantik merupakan sebuah Investasi. Mereka sangat terobsesi sekali dengan model
penampilan yang mereka tonton sehari-hari. Para artis atau para super model.
Bahkan mereka sangat sekali jika tubuh mereka menjadi gemuk dan gendut. Dalam
sebuah penelitian yang dilakukan oleh fakultas kedokteran Universitas
Cincinnati, 33.000 perempuan AS menyatakan kepada penelitibahwa mereka menyakai
berat badan berkurang 10-15 pon, daripada berhasil meraih tujuan-tujuan
lainnya. Pada tahun 1998 dalam sebuah kampanye yang berjudul “the bread for
Life”, telah disurvei dari 900 perempuan berusia 18 sampai 24 tahun yang
tinggal di barat. Dari survei tersebut melaporkan “tekanan untuk menjadi
sempurna.” Ketika responden ditanya tentang aspek yang paling menarik dari
seorang perempuan ternyata, ternyata 55% responden perempuan itu menjawab aspek
penampilan, sementara hanya 1% yang menganggap kecerdasan sebagai aspek
tambahan.
Bagaimana
dengan di Indonesia? Apalagi data-data yang di tampilkan diatas adalah data
jadul alias zaman dulu. Bagaiman dengan kondisi sekarang? Apakah lebih baik
atau malah makin parah?
Mempercantik
diri sebenarnya boleh-boleh saja asalakan jangan diperlihatkan di muka umum.
Pada kasus yang lain. Pengaruh kecantikan sangat dominan menentukan kesuksesan
seseorang malah kecantikan itu disebut sebagai suatu kesuksesan. Mungkin
temen-temen suka nonton film korea, yang sampai jerit-jerit itu lho. Iya, artis
korea, disadari atau tidak mereka telah melakukan perubahan mengenai benuk
tubunya, terkhusus mukanya. Mereka melakukan berbagai upaya untuk berpenampilan
cantik. Perubahan mereka yang paling utama yaitu dari bentuk hidung, rahang dan
kelopak mata. Tentu saja mereka melakukan Opras *Operasi Plastik*.
Dan
bagi para remaja muslim saya sarankan hati-hati. Karena setiap tontonan
bukanlah tuntunan apalgi di zaman saat ini. Bahkan di korea, kalo kerja tapi
mukanya gak cantik itu merupakan suatu masalah. Konon nih ada cerita, ada
seorang Guru asal Amerika. Mohon maaf nih, memiliki muka yang kurang elok.
Malah, si guru itu cendrung di buli oleh muridnya. Maksudnya dikritik mengenai
mukannya. Dan salah seorang murid di kelasnya itu menwari dia untuk operasi
plastik agar mengubah mukanya.
“Nauzubillah”
Operasi
plastik sebenarnya udah tren dari dulu juga. Khususnya di dunia barat. Mungkin
temen-temen inget dengan kasusnya michael jackson yang merubah mukanya dan
kulitnya. Nah, tren operasi plastik ini nyatanya sampai juga ke dalam negeri.
Namanya gak usah disebutkan, kalo yang suka nonton gosip pasti tahu. Yang
kebanyakan dari mereka adalah kalangan selebriti.
Kecantikan
seolah memperbudak para perempuan saat ini yang termasuk para muslimah di
dalamnya. mereka meati-matian melakukan perbaikan dalam dirinya. Menggunakan
pakain-pakain yang tidak sewajarnya. Malah mereka cenderung tidak puas apa yang
ada pada dirinya. Mau seperti itu?
Menjadi
langsing, impian dan angan-angan hampir semua perempuan. Apalagi sampai menjadi
mosel berkelas nasional dan internasional. Sinetron-sinetron merajala lela
menampilkan mosel-model yang memiliki tubuh ramping itu. cara satu-satunya
menjadi langsing ya diet. Dari gak makan sampai minum obat pelangsing itu yang
namanya diet. Tau gak sih? Ternyata nih, banyak sekali perempuan amerika dan
inggris yang terkena penyakit akibat mereka ingi terlihat sexy. Penyaitnya
bernama anorexia nervosa, suatu penyakit yang menyebabkan hipotermia, tekanan
darah rendah, detak jantung yang tidak beraturan, kemandulan, hingga
menghantarkan pada kematian.
Ironis
memang, kalo di negara maju perempuan itu menahan lapar biar tubuh ideal.
Sedangkan di negara-negara miskin dan terbelakang, para perempuan itu menahan
lapar karena gak ada makanan yang mengakibatkan anaknya busung lapar.
Keinginan
mempunyai tubuh ideal ini telah menjadi obsesi banyak orang di dunia salah
satunya Indonesia.
Padahal efeknya sangat riskan sekali. Rata-rata model di
dunia memiliki lemak tubuh hanya 10% persen, sedangkan perempuan normal dan
sehat memiliki lemak tubuh 22%-26%. Salah satu website bernama “rexia world”
yang mempunyai selogan “Thinner, Bonier, an Closer to Perfection” (semakin kurus, semakin kelihatan tulangnya,
dan semakin dekat dengan kesempur-naan). Website tersebut juga mendeklarasikan
“Thin Command-ment” yang menyatakan “Kalau kalian tidak kurus, maka kalian
tidak menarik. Menjadi kurus lebih penting daripada menjadi sehat. Kalian harus
membeli busana, memotong rambut, meminum obat pencahar, menahan lapar....dan
melakukan segala hal yang membuat kalian lebih kurus. Kalian tidak boleh makan
tanpa merasa bersalah. Kalian tidka boleh makan-makanan berlemak tanpa
menyalahkan salah satu pihak setelah itu. kalian harus menghitung kalori serta
membatasi salah satu asupan makanan ke dalam tubuh. Angka yang ditunjukan oleh
timbangan merupakan perkara yang paling penting. Penurunan berat badan adalah
hal yang baik, sedangkan kenaikana berat badan adalah hal yang baik, sedangkan
kenaikan berat badan merupakan bencana. Kalian tidak pernah menjadi terlalu
kurus. Menjadi kurus dan tidak makan adalah tanda-tanda datangnya ketakutan dan
kusuksesan yang hakiki.” *Mengerikan*.
0 comments:
Post a Comment