Awan (www.gentside.com) |
Belakangan ini sering terjadi hujan bukan? Darimanakah hujan itu? apa yang
menurunkan hujan? Langit mendung, apa yang membuat langit mendung? Dan apa yang
cahaya matahari memudar kala senja?
Sederet pernyaan itu, sebenarnya mengacu pada satu benda,
yaitu awan. Awan yang sering kita lihat setiap hari. Awan yang memberi
kehangatan, karena menghalangi sinar UV masuk ke bumi. Awan juga yang
memberikan kehidupan, karena menurunkan air hujan. Betapa luar biasa
Ciptaan-Nya.
Awan sering kita abaikan keberadaaannya, padahal ketika tak
ada awan. Maka bencana berdatangan menerpa bumi. Tidak awan berarti tidak ada
hujan, ketika hujan tidak ada maka kekringan kan melanda, maka tanaman sulit tumbuh.
Ketika tanaman sulit tumbuh, maka makanan pun akan jarang dan kelaparan pun tak
terelakkan. Malah, dengan rekasa teknologi saat ini, hujan pun bisa dibuat,
disebut dengan hujan buatan. Caranya sangat simple, menaburkan garam dan
material lain untuk mengikat partikel-partikel air—awan—secara cepat di udara
dengan menggunakan pesawat terbang. Namun kau tahu, untuk satu kali rekayasa
hujan buatan, harganya relatif mahal.
Awan mempunyai bentuk yang variatif, ada yang menggumpal
hitam, tipis seperti bulu, pecah-pecah, malah ada yang mirip dengan bentuk
hewan. Lukisan angkasa itu selalu berubah seiring gerak angin yang dipengaruhi
oleh tekanan udara di bawahnya—laut dan darat. Bentuk awan itu terbagi menjadi
tiga, yaitu tinggi (5.000 dan 12.000 m), sedang (2.000m-5.000m), dan rendah
(0m-2.000m). Sebutan bagi jenis awan itu aneh-aneh, seperti awan rendah:
stratocumulus, awan sedang: nimbostratus, awan tinggi: altocumulus, dan
lain-lain. Satu kesamaan diantara nama-nama awan itu, semuanya berakian “us”.
Awan Mirip Kuda (www.lintas.me) |
Perlu diketahui juga, tak semua jenis awan dapat menurunkan
hujan. Comulonimbus adalah awan yang
sering menurunkan hujan, karena bentuknya hampir menembus
tropopouse—perbatasan troposfer dan stratosfer. Namun tentu tak menurunkan
hujan bukan berarti tak memberikan manfaat, contoh kecil, jika semua sinar
matahari langsung menyinari permukaan bumi, tak diserap awan, maka bumi akan
panas luar biasa.
Dengan jutaan partikel air yang ada di udara. Awan memiliki berat
yang sangat besar. Berat awan berjuta-juta ton. Berat itu melebihi berat paus
biru yang ada di laut, yang merupakan hewan terbesar di bumi. Malah beberapa
kali lipat berat paus biru. Jika awan itu jatuh kebumi, tak berbentuk hujan,
maka seluruh orang yang dinaungi awan akan mati, kecuali ada sesuatu yang
menahannya seperti bangunan. Tapi, kenapa awan yang berberat berat itu mampu
mengapung di angkasa? Tak jatuh karena beratnya?
Mudah saja, karena berat awan itu tak padat: renggang.
Dibandingkan dengan berat paus yang solid, maka gravitasi pun menyesuaikan. Gravitasi
akan menarik awan itu, yang membuatnya tetap stagnan bertahan di angkasa. Massa
udara lebih kuat dibandingkan dibandingkan massa awan yang rendah: ringan.
Jika tak percaya dengan berat awan yang begitu besarnya. Mari
kita hitung bersama.
Awan yang sering kita lihat di siang hari namanya awan
cumulus, volumenya sekitar 1 km3 (km kubik) dan biasanya ada di ketinggian 2 km
diatas tanah.
Sementara itu, kepadatannya sekitar 1,003 kg/m3 (makanya awan
bisa terbang). Kalau di hitung-hitung ada sekitaran 1.000.000 m3 tetesan air
dalam awan cumulus tadi.
Untuk menghitung beratnya, memakai rumus :
1,003 kg/m3 x 1.000 x 1 km3 = 1.003.000.000 kg
Artinya beratnya lebih dari 1 Miliyar kilogram untuk setiap 1
Km3
Kalau dibandingin Paus Biru (mamalia terberat) yang rata-rata
beratnya 160.000 kg (160 ton) maka berat 1 km3 awan = 6.268,75 ekor paus biru
Maka Kuasa Allah, yang membuktikan bahwa penciptaan itu benar
adanya. Hal ini tertera dalam Firman-Nya:
“Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, silih
bergantinya malam dan siang, bahtera yang berlayar di laut membawa apa yang
berguna bagi manusia, dan apa yang Allah turunkan dari langit berupa air, lalu
dengan air itu Dia hidupkan bumi sesudah mati (kering)-nya dan Dia sebarkan di
bumi itu segala jenis hewan, dan pengisaran angin dan awan yang dikendalikan
antara langit dan bumi; Sungguh (terdapat) tanda-tanda (keesaan dan kebesaran
Allah) bagi kaum yang memikirkan.” (Q.S. Al-Baqoroh[2]: 164)
Sungguh kita sebagai manusia, patut mensyukuri atas segala
kenikmatan yang diberi-Nya, dengan cara berbuat bijak pada lingkungan disekitar
kita.
Referensi:
0 comments:
Post a Comment