Thursday, September 11, 2014

Tertawa dalam Islam

Tertawa, semua orang pasti suka tertawa, siapa sih yang gak suka tertawa. Bahkan ada juga kan yang tertawa sampai meninggal. Pernah denger kan? Apakah itu ketawa yang baik? Bagaimana tertawa dalam islam?
Tertawa sih boleh-boleh saja tapi jangan sampai berlebihan. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, ”Jangan sering tertawa karena seringnya tertawa itu mematikan hati.” Tsabit al Bananiy mengatakan, ”Tertawanya seorang mukmin adalah bagian dari kelalaiannya yaitu kelalaian terhadap perkara akherat dan jika dirinya tidak lalai maka tidaklah ia tertawa.” (hal. 10083).

Jadi jangan keseringan ketawa, apalagi sampai manghap-manghap, lalat bisa masuk tuh ke mulut.  Tertawa juga ternyata dapat memalingkan seseorang dari perkara-perkara penting misalnya dari berfikir terhadap musibah yang terjadi.

Ketika seseorang tertawa itu pasti dong ada bahan buat diketawain. Jikalau bahannya itu menghina bahkan sampai merendahkan orang lain. Ini disebut cara-cara dusta. Ngomongin aib atau kejelekan orang kemudian yang ngomongin dan yang mendengarnya itu tertawa maka beristigfarllah, karena perbuatan tersebut dilarang.

Bercanda sih boleh tapi jangan memuat hal tersebut. Nabipun pernah bercanda sebagaimana yang di riwatyatkan ahmad yang terdapat dalam sunan at Tirmidzi ”Sesungguhnya Anda bercanda dengan kami,” Beliau bersabda: “Sesungguhnya aku tidaklah mengatakan sesuatu kecuali yang benar”, ini adalah hadits hasan.

Diantara banyak peristiwa, bahwa pada suatu waktu ada seorang laki-laki berkata kepada Rasullulah, “Bawalah aku diatas onta.” Rasullulah menjawab ”Bahkan kami akan membawamu di atas anak onta.” Orang itu berkata, ”Bagaimana aku melakukannya? Sesungguhnya ia tidaklah bisa membawaku.” Kemudian Rasul bersabda, ”Tidak ada satu onta pun kecuali dia adalah anak onta.” Diriwayatkan oleh Abu Daud, Tirmidzi dan dishahihkan olehnya.

Sayidina umar juga berkata, “Barangsiapa yang banyak tertawa maka sedikit kemuliannya, barangsiapa yang bercanda dia akan diremehkan”

Nah jadi tertawa itu jangan berlebihan apalagi sampai gosipin orang. Ketawa sekali lagi boleh-boleh aja untuk menyenang, menghiburan dan yang terpenting untuk kemaslahatan. Jadi sedikit aja ketawa dan banyak senyum. Bukannya senyum itu ibadah ya? Begitulah tertawa dalam islam. Wallahualm bi shawab


Terimakasih Sahabat Hadits Line. Jangan Lupa Komentarnya

Terimakasih telah membaca artikel berjudul Tertawa dalam Islam yang ditulis oleh Hadits Line (Hermawan Setiawan) Komentar sahabat sangat memotivasi penulis.

0 comments:

Post a Comment