Friday, September 5, 2014

Inspirasi dari Jepang

Haditsline.blogspot.com. Tapatnya hari rabu, 3 september 2014 di aula auditorium fpips Universitas Pendidikan Indonesia mengadakan seminar tentang relevansi budaya jepang terhadap budaya Indonesia. Dua orang yang bermuka sipit di tambah satu akademisi sebagai transleter dari UPI duduk di depan.

Acara yang dipadati oelh mahasiswa baru itu, memberikan gairan tersendiri karena materi yang di sampaikan menarik. Materi yang disampaikan tentu mengenai budaya jepang.  Diatas mimbar Prof. Uchida menjelaskan dengan gambang culture jepang baik yang berupa materi dan berupa non materi (prilaku).

“Bagian tradisional rumah di jepang bisa dicpot jika ada yang rusak dan tidak memakai baha dari tembaga” ucap profesor itu.

Budaya di jepang memang terlestari luar biasa. Budaya disiplin yang tinggi menyebabkan bangsa ini maju luar biasa di segala bidang.

Pada presentasi ini pun dipaparkan mengenai Shinto, kepercayaan masyarakat Jepang. Ternyata shinto hanyalah merupakan sebuah wadah, yang di dalamnya setiap agama bisa masuk seperti konghuchu dan budha.

Dewa di jepang begitu banyak kurang lebih 8 atau 7 juta. Wow banyak banget ya. Dan masyarakat jepang masih menyebah matahari sebagai tuhannya. Walaupun kita tahu sendiri faktanya di lapangan bahwa masyarakat jepang banyak yang atheis.

Salah seorang audience bertanya “ mengenai matahari sebagai tuhan, di Islam itu ada ceritanya tepatnya dalam buku Ibrahim mencari Tuhan. Jadi ketika itu pak, nabi Ibrahim melihat bintang dan menganggapnya sebagai Tuhan. Namun bintang itu hilang, dan nabi ibrahim berkata, aku tidak suka pada sesuatu yang hilang. Kemudian nabi Ibrahim melihat matahari kemudian munculah malam dan matahari itu  pun hilang, anda bisa baca lebih jelas di Ketika Ibrahim mencari Tuhan”

Profesor itumengangguk-angguk dan akan membaca buku tersebut.

Memang sih secara rasional, kalo dewa banyak kan menunjukan kelemahan Dewa itu sendir seandainya dewa itu Tuhan. Masa Tuhan minta tolong kan ya?

Yang unik adalah ketika orang jepang dengan pemikiran rasionalnya masih percaya dengan sesuatu yang tidak rasional. Misalnya Dewa Banyak, atau turun hanya malam hari ataupun dewa (Tuhan) itu turun bila ada Pesta (Matsuri).

Nah kan, yang menjadi pertanyaan secara akidah saja orang jepang jepang tuh salah, tapi dalam prilaku kehidupannya relatif lebih baik daripada masyarakat kita. Misalnya tepat waktu, pekerja keras, gak mudah menyerah dan lain-lain deh. Seharusnya kita sebagai masyarakatmuslim menunjukan indentitas kemuslimannya dengan menjalankan sejala syar’iatnya. Pasti lebih bagus deh.

Sayang orang-orang kita banyak yang lalai. Contoh kecilnya aja deh, kan ada hadis yang gak boleh tidur pagi, sama sore. Eh sama kaumnya malam tidur pagi ama sore, karena malemnya begadang. Apalagi banyak muslim juga yang gak sholat tuh, makin bahaya aja. Padahal sholat tiangnnya agama.

Apalagi kalo kita berbicara lebih luas lagi misalnya dalam pergaulan, sistem ekonomi, dan pemerintahan. Liat deh, jauh banget dari islam. Pergaulan di Indonesia kurang karuan, karena faknya kasus yang hamil dan zinah di luar nikah banyaknya minta ampun. Ekonomi masih Riba. Pemerintahan jangan dinya, Korupnya minta ampun. Kalo Udah gini. Datang barokah dari Allah lewat mana?

Eitss, tapi kita jangan pesimis. Selaku generasi muda kitalah yang harus merubahnya. Mulai dari yang kecil dan wajib terlebih dahulu. Dan jangan lupa sering baca buku (hehe). Semangat!!!!
“Wallahualam bi Shawab”


Terimakasih Sahabat Hadits Line. Jangan Lupa Komentarnya

Terimakasih telah membaca artikel berjudul Inspirasi dari Jepang yang ditulis oleh Hadits Line (Hermawan Setiawan) Komentar sahabat sangat memotivasi penulis.

0 comments:

Post a Comment