Sunday, September 14, 2014

Aminah binti Wahb

Aminah adalah perempuan yang sangat mulia. Ia adalah perempuan yang paling terhormat di kalangan kaum kurais kala itu. Sementara Abdullah bin abdul Mutholib adalah pemuda tampan dan dipenuhi hal yang menakjubkan. Setiap orang yang melihat ke arah wajahnya maka mereka akan merasakan ketenangan yang luar biasa.

Abdullah adalah pemuda yang sangat istimewa dibandingkan dengan pemuda-pemuda seusiannya. Betapa tidak, kebersihan hatinya dan kebeningan sikapnya menghiasi polah kehidupannya.

Suatu hari Abdullah dan ayahnya Abdul Mutholib pergi dari rumah untuk mencarikan jodoh untuknya. Sesampailah di mekah, seorang perempuan dari Bani Asad ibn Abdul Uzza mendekati Abdullah kemudian berkata “ Engkau memiliki sesuatu yang sebanding dengan unta-unta yang disembelih. Demi engkau mendekatkatlah padaku sekarang”. Abdullah pun berkata dengan tegas, ucapan itu terlontar dari mulutnya

Adapun yang haram lebih baik aku mati
Adapun yang halal, tiada yang halal yang perlu dijelaskan
Orang yang mulia selalu mejaga dirinya dan agamanya
Bagaimana mungkin dengan hal yang dikehendaki

Kabar mengenai kedatangan nabi telah tersebar di seluruh maasyarakat arab terkhusus para ahli kitab yahudi dan nasrani. Nabi ini datang adari keturunan nabi Ismail as. Perbincangan hangat ini telah menjadi obrolan di kalangan perdukunan, apalagi ditambah dengan pengakuan mereka baik secara eksplisit dan implisit yang disebutkan dalam taurat.

Seorang dukun waita bernama Fatimah binti Mur Al-Khasy’amiyah yang termasuk perempuan arab yang tercantik dan suci dari Tabalah, melihat cahaya kenabian yang bersinar dari wajah Abdullah. Dia menawarkan dirnya untuk dinikahi oleh Abdullah. Namun Abdullah menolaknya, dan menhgatatakan :

Kulihat awan muncul
Berkilauan di akhir tetasan hujan
Melambung tinggi cahaya yang menerangi
Disekitarnyabagaikan cahaya fajar
Kulihat siramannya menghidupi negeri
Disekitar bagaikan cahaya fajar
Dan bangunan gersang tak berpenghuni
Kulihaat kemulianan yang semakin jauh
Tidak setiap yang menyalakan api menyalakan terang
Demi Allah, wanita Zuhrah telah menumpas dirimu
Apa yang ia rampas sementara kau tak tahu

Abdullah akhirnya menjatuhkan hatinya kepada gadis dari bani Zuhrah yang bernama Aminah. Maka, tak lama berselang dari pernikahannya itu, Aminahpun mengandung. Suatu hari abdullah pergi berdagang ke tanah syam, di perjalanan menuju pulang, Abdullahpun jatuh sakit dan berhenti di rumah kerabanya dari Bani Al-Najjar di Yastrib (Madinah) untuk dirawat dan diobati. Namun Allah berkendak lain, setelah beberapa hari sakit, ajalpun menjeput Abdullah.

Aminah terpukul hebat atas kejadian itu, betapa sedihnya ia. Ia akan melahirkan bayi tanpa seorang bapak, bayi akan menjadi seorang yatim.saat pelipur lara itu sontak menerjang. Dia mendapatkan sandaran duka dan pelipur lara dari Ayah mertuannya yaitu Abdul Muththalib.

Bayinya yang di kandungnya itu menjadi pelipur lara dalam kesendirian. Seolah dia merasakan  hal yang tidak dirasakan sebelumnya, kebimbangan dalam jiwanya sirna dan kegelisahan sirna. Dirinya seakan-akan diangkat martabanya menjadi begitu mulia dan terhormat.

Di suatu malam yang gelap aisyah bermimpi, dalam mimpinya itu seseorang berkata pada dirinya, “engkau telah melahirkan pemimpin dan nabi umat ini” pada mimpi yang lain sebelum melahirkan, bunga tidur itu menyambangi. “Apabila engkau melahirkan, katakanlah aku melindunginya dari zat yang maha esa dari keburkan orang yang hasud (iri), dan namailah ia Muhammad”.

Mimpi itu menghiasi malam, menjadi temannya dalam menghapus duka dan lara. Matahari bersinar menerawang awan menmbus buana zaman. Fajar menyingsing di sebelah timur, waktu yang di tunggupun tiba. Seorang nabi dan pemimpin umat ini lahir ke dunia.

Nabi yang telah diramalkan oleh para ahli-ahli kitab itu datang. Menerangi zaman yang gelap oleh kebodohan. Menghapus nistanya  manusia dari keterpurukan dan kezaliman. Memebrikan jalan yang lurus mencapai kehidupan yang hakiki di sisi Allah S.W.T.

Tepat saat itu musim semi dia dilahirkan. Tapa adanya badai, tanpa adanya badai, panas yang menyengat berkepanjangan, gelegar halilintar yang menyeruak, dan musim kering yang kekeringan. Aminah berkata “Ketika aku melahitrkan putraku, keluar bersama cahaya yang terang diantara timur dan barat, dan menerangi istana-istana negeri syam dan negeri sekelilingnya. Aku bisa melihat iring-iringan unta di kota basrah, dan aku melihat tiga tanda tercetak: satu tanda dari timur, satu dari barat, dan satu lagi dari ka’nah”

Sungguh luar biasa. Sang kakek Abdul Muthathalib yang menyaksikan kelahirannya cucunya. Langsung membawa Muhammad Saw berkeliling ka’bar seraya berkata, “segala puji bagi Allah yang telah menganugrahi anak kecil yang angung derajatnya. Aku melindunginya dengan nama Allah dan dengan rukun-rukun (Ka’bah).”


Terimakasih Sahabat Hadits Line. Jangan Lupa Komentarnya

Terimakasih telah membaca artikel berjudul Aminah binti Wahb yang ditulis oleh Hadits Line (Hermawan Setiawan) Komentar sahabat sangat memotivasi penulis.

1 comment: