Friday, September 5, 2014

Mitos Kecantikan



Cantik, kata yang mungkin tidak asing lagi bagi perempuan seatero dunia. Menurut peljar antrhopolgi nih, cantik itu relatif, tergantung kebudayaan mana yang memandang. Contohnya, kalo di pedalaman Afrika yang cantik itu, yang memiliki bibir tebal. Kalo di pedalaman kamboja, yang cantik itu yang memiliki leher yang panjang, sementara kalo di pedalamanan kalimantan, cantik itu yang memiliki telinga panjang.

“Memangnya bener kalo cantik itu relatif? Atau yang jelek mutlak?”,

“ah itu sih tergantung sudut pandang”.

“oh gitu ya”

“truss???”

Dalam konsep kecantikan dunia modern saat ini. Kecantikan di ukur dari tinggi badan yang semampai, langsing, sexsy, berkulit halus, dan berambut panjang tergerai. Bagaimana tidak. Kita setiap hari, bahkan setiap menitnya mungkin kita disuguhi  dengan model-model yang menggunakan parameter diatas. Kita nonton televisi, trus ngeliat iklan sampho? Apa yang kebayang? Atau kita ngeliat iklan sabun mandi, apa yang kebayang? Apakah yang muncul itu bencong?

Acara kontes kecantikanpun kian hari kian bermunculan. Mula-mula muncul miss world, kemudian muncul miss indonesia, disusul dengan putri indonesia, muncul abang none jakarta, muncul mojang jajaka, kemudian mucul miss earth, mucul lagi miss lingkungan hidung, miss........???*missing link*

Nah, ajang-ajang seperti itu, apakah tidak melihatkan aurat? Tubuh sexy?badan yang semampai? Kulit yang gak apek? Bisa dinilai sendiri.

Media sangat andil besar dalam menyebarkan parameter kecantikan. Majalah-majalah yang bertebaran setiap harinya tak lepas dari model-model cantik yang dipampang di depan cover dan menjadi menu utamanya. Ditambah dengan media televisi khusunya film-film yang menampilkan kemolekan dengan tubuh sexy, pakaian serba ketat dan kadang transparan, atau 1 cm di bawah pinggang. Akibatnya banyak perempuan muslimah menjadi terobsesi tampil seperti itu. contoh kecilnya aja, banyak yang muak kalo tubuhnya itu kegendutan, atau kulitnya itu kegelapan.

Berita-berita mengenai gaya hidup  yang dipropogandakan oleh media yang berkiblat ke barat. Mengubah cara berfikir para muslimah yang ada di indonesia. Alat-alat kecantikanpun kian bermunculan dan merebak di kalangan masyarakat. Dari mulai perwatan ujung kaki hingga ujung kepala. Lantas yang menjadi pertanyaan, siapa yang mengambil keuntungan atas opini yang disebarkan itu?

Menurut penelitian Industri di Inggris mampu meraup keuntungan 8,9 Pounstrtling. Sedangkan untuk industri kosmetik di Amerika mengalami pertumbuhan 10% setiap tahunnya. Sedangkan untuk Idustri obat diet yang ditulis majalah times pada tahun 1988 mencetak angka penjualan sampai 74 miliar dolar pertahun.

Di dunia barat khusunya masyarakat eropa dan amerika menganggap bahwa menjadi cantik merupakan sebuah Investasi. Mereka sangat terobsesi sekali dengan model penampilan yang mereka tonton sehari-hari. Para artis atau para super model. Bahkan mereka sangat sekali jika tubuh mereka menjadi gemuk dan gendut. Dalam sebuah penelitian yang dilakukan oleh fakultas kedokteran Universitas Cincinnati, 33.000 perempuan AS menyatakan kepada penelitibahwa mereka menyakai berat badan berkurang 10-15 pon, daripada berhasil meraih tujuan-tujuan lainnya. Pada tahun 1998 dalam sebuah kampanye yang berjudul “the bread for Life”, telah disurvei dari 900 perempuan berusia 18 sampai 24 tahun yang tinggal di barat. Dari survei tersebut melaporkan “tekanan untuk menjadi sempurna.” Ketika responden ditanya tentang aspek yang paling menarik dari seorang perempuan ternyata, ternyata 55% responden perempuan itu menjawab aspek penampilan, sementara hanya 1% yang menganggap kecerdasan sebagai aspek tambahan.

Bagaimana dengan di Indonesia? Apalagi data-data yang di tampilkan diatas adalah data jadul alias zaman dulu. Bagaiman dengan kondisi sekarang? Apakah lebih baik atau malah makin parah?

Mempercantik diri sebenarnya boleh-boleh saja asalakan jangan diperlihatkan di muka umum. Pada kasus yang lain. Pengaruh kecantikan sangat dominan menentukan kesuksesan seseorang malah kecantikan itu disebut sebagai suatu kesuksesan. Mungkin temen-temen suka nonton film korea, yang sampai jerit-jerit itu lho. Iya, artis korea, disadari atau tidak mereka telah melakukan perubahan mengenai benuk tubunya, terkhusus mukanya. Mereka melakukan berbagai upaya untuk berpenampilan cantik. Perubahan mereka yang paling utama yaitu dari bentuk hidung, rahang dan kelopak mata. Tentu saja mereka melakukan Opras *Operasi Plastik*.

Dan bagi para remaja muslim saya sarankan hati-hati. Karena setiap tontonan bukanlah tuntunan apalgi di zaman saat ini. Bahkan di korea, kalo kerja tapi mukanya gak cantik itu merupakan suatu masalah. Konon nih ada cerita, ada seorang Guru asal Amerika. Mohon maaf nih, memiliki muka yang kurang elok. Malah, si guru itu cendrung di buli oleh muridnya. Maksudnya dikritik mengenai mukannya. Dan salah seorang murid di kelasnya itu menwari dia untuk operasi plastik agar mengubah mukanya.  “Nauzubillah”

Operasi plastik sebenarnya udah tren dari dulu juga. Khususnya di dunia barat. Mungkin temen-temen inget dengan kasusnya michael jackson yang merubah mukanya dan kulitnya. Nah, tren operasi plastik ini nyatanya sampai juga ke dalam negeri. Namanya gak usah disebutkan, kalo yang suka nonton gosip pasti tahu. Yang kebanyakan dari mereka adalah kalangan selebriti.

Kecantikan seolah memperbudak para perempuan saat ini yang termasuk para muslimah di dalamnya. mereka meati-matian melakukan perbaikan dalam dirinya. Menggunakan pakain-pakain yang tidak sewajarnya. Malah mereka cenderung tidak puas apa yang ada pada dirinya. Mau seperti itu?
Menjadi langsing, impian dan angan-angan hampir semua perempuan. Apalagi sampai menjadi mosel berkelas nasional dan internasional. Sinetron-sinetron merajala lela menampilkan mosel-model yang memiliki tubuh ramping itu. cara satu-satunya menjadi langsing ya diet. Dari gak makan sampai minum obat pelangsing itu yang namanya diet. Tau gak sih? Ternyata nih, banyak sekali perempuan amerika dan inggris yang terkena penyakit akibat mereka ingi terlihat sexy. Penyaitnya bernama anorexia nervosa, suatu penyakit yang menyebabkan hipotermia, tekanan darah rendah, detak jantung yang tidak beraturan, kemandulan, hingga menghantarkan pada kematian.
Ironis memang, kalo di negara maju perempuan itu menahan lapar biar tubuh ideal. Sedangkan di negara-negara miskin dan terbelakang, para perempuan itu menahan lapar karena gak ada makanan yang mengakibatkan anaknya busung lapar.

Keinginan mempunyai tubuh ideal ini telah menjadi obsesi banyak orang di dunia salah satunya Indonesia. 
Padahal efeknya sangat riskan sekali. Rata-rata model di dunia memiliki lemak tubuh hanya 10% persen, sedangkan perempuan normal dan sehat memiliki lemak tubuh 22%-26%. Salah satu website bernama “rexia world” yang mempunyai selogan “Thinner, Bonier, an Closer to Perfection”  (semakin kurus, semakin kelihatan tulangnya, dan semakin dekat dengan kesempur-naan). Website tersebut juga mendeklarasikan “Thin Command-ment” yang menyatakan “Kalau kalian tidak kurus, maka kalian tidak menarik. Menjadi kurus lebih penting daripada menjadi sehat. Kalian harus membeli busana, memotong rambut, meminum obat pencahar, menahan lapar....dan melakukan segala hal yang membuat kalian lebih kurus. Kalian tidak boleh makan tanpa merasa bersalah. Kalian tidka boleh makan-makanan berlemak tanpa menyalahkan salah satu pihak setelah itu. kalian harus menghitung kalori serta membatasi salah satu asupan makanan ke dalam tubuh. Angka yang ditunjukan oleh timbangan merupakan perkara yang paling penting. Penurunan berat badan adalah hal yang baik, sedangkan kenaikana berat badan adalah hal yang baik, sedangkan kenaikan berat badan merupakan bencana. Kalian tidak pernah menjadi terlalu kurus. Menjadi kurus dan tidak makan adalah tanda-tanda datangnya ketakutan dan kusuksesan yang hakiki.” *Mengerikan*.


Terimakasih Sahabat Hadits Line. Jangan Lupa Komentarnya

Terimakasih telah membaca artikel berjudul Mitos Kecantikan yang ditulis oleh Hadits Line (Hermawan Setiawan) Komentar sahabat sangat memotivasi penulis.

0 comments:

Post a Comment