Bising serasa mengutuku dalam takdir
Perangai badannya yang tak bisa membutikan betapa benar
omongannya
Dusta
Bila neraca suara naik turun
Aku hanya terpaku diam
Tak bergerak
Hanya angin yang mendesis
Waktu, hanyalah misteri
Yang manakala terlena terabaikan
Maka terperangahlah
Darah mengalir dari luka
Ah hegemoni
Puisi ini yang tak memiliki arti
Hanya goresan dari maka yang kosong
Maka kau lebih baik tak percaya
Ini hanya bualan
Yang tak berdasar
Asumsi yang tak berfakta
Dan kritikan yang tak berasas
Hanya sekedar berbicara
Maka bicaralah pada angin
Karna angin rela mendengarkan
Terkadang ia juga pergi
Mengucapkan sehelai kata dan hilang
Aku gamang pada ringkasan yang tak berujung
Padahal tak lebih dari sebuah hepotesis
Dimana kebenarnya hanya setengah dari kebohongannya
(Mawan Setiawan)
0 comments:
Post a Comment