Wednesday, December 3, 2014

Lucu, Melarang Gaul Bebas dengan Gaul Bebas

Iluastrasi Pacaran
Sudah menjadi masalah lama, gaul bebas dikalang remaja. Kasus pornografi yang mucul di layar televisi makin banyak. Orang yang melakukan ciuman oral dan hubungan badan menjadi hal yang “biasa”. Prilaku tersebut harusnya dapat dilihat dari sebab yang mengakibatkan remaja ini menjadi gaul bebas.

Teori mengatakan jika ada stimulus pasti ada respon. Lalu, apa sebab yang membuat remaja gaul bebas?

Banyak orang yang mengatakan lingkungan menjadi faktor utama yang menyebabkan remaja terjerumus pada gaul bebas ini. Benar. Ada juga yang mengatakan bahwa faktor keluarga menjadi penyebabnya. Keluarga yang broken akan menyebabkan anaknya juga broken. Pendidikan keluarga yang baik akan menghasilkan prilaku anak yang baik, begitu juga sebaliknya. Benar. Ada juga yang mengatakan, itu adalah prilaku turuanan dan sudah menjadi perangai dari orang tuanya. Mungkin juga benar.

Tapi yang patut kita perhatikn. Akibat-akibat itu sebetulnya disebabkan oleh apa. Jadi ada keterkaitan akibat disini. Ketika kita mengatakan lingkungan, keluarga, dan pribadi individu yang menjadi sebabnya. Sadarkah kita, dalam teori sosial, “suatu lingkungan dapat direkayasa dengan mengendalikan sistem”. Imbas dari perekayasaan itu adalah elemen lingkungan berubah. Perubahan itu bisa baik atau buruk tergantung perekayasaannya. Pertanyaan, oleh apa dan siapa lingkungan itu direkayasa?

Perubahan pola berpikir individu dan masyrakat tergantung pada informasi yang dia dan mereka terima. Ketika informasi menjadi opini umum, maka hal salah bisa jadi benar dan benar bisa jadi salah. Tanpa sadar maka setiap persalahan dan kesalahan yang dianggap buruk oleh masyarkat dan agama menjadi suatu hal yang wajar dan biasa, contoh kecilnya berpegangan tangan dengan bukan mahram di khalayak umum.

Ketika pemerintah dengan segala upaya mencegah  aborsi dan HIV AIDS. Tapi disisi lain pemeritah membolehkan secara tersirat melakukan perbuatan mesum. Ambil contoh, ketika dua orang lawan jenis suka sama suka dan melakukan perbuatan tak pantas. Maka tak ada tindakan yang serius dari penegak hukum, pemerintah. Seperti di tempat-tempat pariwisata,hotel, sekitaran kampus, dan tempat lokalisasi umum yang “halal”, karena mendapat perizinan.

Informasi yang mengalir deras dari berbagai media mendokrin remaja  bahwa pacaran, pegangan tangan, bahkan ciuman menjadi hal yang wajar. Setiap malam sinteron menampilkan hal tersebut. Cinta dan percintaan yang didasarkan nafsu menjadi konsumsi sehari-hari ramaja. Lagu-lagu akan kekaguman nafsu pada lawan jenis menjadi irama yang menderu mengisi telinga ramaja. Padahal hal tersebut menjadi stimulus untuk melakukan hal-hal lebih jauh. Selangkah demi selangkah. Ditambah akses pornografi sangat mudah ditemukan di internet, yang kapan saja bisa diakses oleh remaja.

Media menjadi hal yang utama dalam kehidupan ini. Ketika kita ingin mengendalikan orang maka ketahui informasi dan berikan informasi yang ingin kita instalkan. Tak heran jika suatu bangsa membebek kepada bangsa lain akibat dikendalikannya informasi.

Inforamsi yang buruk yang diberikan berulang, seperti film porno atau gambar erotis yang merusak otak, malah menjadi satu bentuk karya seni yang patut dihargai.  Pacaran, model penyaluran fitrah manusia, yang salah kaprah menjadi hal yang wajar jika dilakukan. Padahal keduanya merupakan gerbang gaul bebas yang menimbulkan problematika free sex, hamil dini, aborsi, HIV, dan AIDS.

Dalam kitab suci Al-Quran juga dijelaskan “jangan sekali-kali mendekati zina”. Mendekati saja tidak boleh apa lagi melakukan zina.

Sistem kehidupan dikendalikan yang salah satunya informasi yang di keluarkan oleh media suatu negara. Maka negara yang mengeluarkan informasi yang salah kepada generasi muda, hanya tinggal menunggu waktu kehancuran negara tersebut atau dikendalikan oleh negara lain secara tidak sadar.

Jadi sangat lucu melarang aborsi dan mencegah HIV AIDS, tapi jalan untuk penyebaran penyakit ini dibuka lebar, diobolehkan, sabagian lagi diberi perizinan. Hal ini sepeti melarang gaul bebas dengan gaul bebas. Seharusnya jalan menuju gaul bebas itu diberangus dan diberikan sanksi berat. Media harus diatur kontennya agar informasi yang didapat masyarakat tidak rusak. Masyarakat diberi pencedasan bahwa hal tersebut akan merusak taranan kehidupan, tak hanya memasang spanduk saja di pinggir jalan. Wallahu A'lam Bishawab.

Terimakasih Sahabat Hadits Line. Jangan Lupa Komentarnya

Terimakasih telah membaca artikel berjudul Lucu, Melarang Gaul Bebas dengan Gaul Bebas yang ditulis oleh Hadits Line (Hermawan Setiawan) Komentar sahabat sangat memotivasi penulis.

0 comments:

Post a Comment