Friday, December 5, 2014

Lautan “Motor”

Motor di Parkiran UPI
Dokumentasi Pribadi
 Siapa yang tak kenal motor? Kendaran beroda dua ini menjadi kendaran favorit bagi setiap orang termasuk mahasiswa. Motor menjadi solusi mengatasi macet, karena bisa sulap salip: nyalip dan menerobos. Tak hanya jadi  solusi macet motor juga menjadi penyebab macet. Kontradiktif.

Setiap orang bebas memiliki kendaran beroda dua ini. Tapi yang harus diperhatikan adalah regulasi pemerintah tentang jual beli motor. Semakin mudah membeli motor, maka kepadatan kendaraan di jalan raya semakin padat. Akibatnya tentu kemacetan pada jam-jam tertentu. Disisi lain, konsumsi akan bahan bakar minyak semakin meningkat.

Dari aktivitas motor tersebut, dampak yang dirasakan adalah polusi udara, yang membuat suhu meningkat. Memang tidak dirasakan langsung. Ketika kita menyalakan dan menjalankan motor tak semena-mena suhu lingkungan langsung meningkat. Tapi jangka panjang dalam beberapa puluh tahun kedepan.

Sebenarnya tidak masalah motor sebanyak apapun. Tapi harus diimbangi dengan daya dukung lingkungan dan kebijakan pemerintah yang arif.

Fenomena yang saya lihat adalah di kampus saya sendiri, Universitas Pendidikan Indonesia. Banyak sekali sahabat saya yang menggunakan motor ke kampus. Tentu dengan berbagai  alasan. Lapangan parkir pun diperluas karena jumlah motor bertambah dari tahun ke tahun. Hal yang membuat masalah yaitu penataan motor yang tidak baik, parkir seenaknya saja. Penataan yang kurang baik ini berakibat pada pejalan kaki yang kadang “macet”, susuah untuk melangkah.
Parkiran Melebar ke Ruas Jalan
Dokumentasi Pribadi
Parkir motor yang meluber ke badana jalan memang merupakan pemakluman. Karena parkir di sisi sebelah barat sedang diadakan perbaikan. Hal yang disayangkan adalah penataannya yang amburaut tak karuan. Malah pas ada seminar Internasional Pendidikan yang tempatnya di samping sebelah utara tampat parkir motor, para Bule asyik memotret tempat parkir motor ini. Mungkin meraka asing dengan pemandangan ini yang bagai lautan motor.

Semoga saptam UPI lebih giat mengingatkan, menegur, dan memberi sanki bagi mahasiswa yang memarkirkan motor semaunya. Sehingga dapat mendzolimi orang lain, khususnya pejalan kaki. Selaku rekan-rekan mahasiswa seharusnya mawas diri, masa “Agent of Change” tak bisa meparkir motor dengan baik sesuai tempatnya. Bagi yang telah tertib memarkirkan motor, kami ucapkan terimakasih dan yang belum memarkirkan motor dengan tertib segara ucapkan istigfar. Hatur Nuhun


Perlu dicamkan kritik ini konstruktif untuk menapaki kehidupan kampus yang lebih baik.

Terimakasih Sahabat Hadits Line. Jangan Lupa Komentarnya

Terimakasih telah membaca artikel berjudul Lautan “Motor” yang ditulis oleh Hadits Line (Hermawan Setiawan) Komentar sahabat sangat memotivasi penulis.

0 comments:

Post a Comment