Hidup memang tak terlepas dari
kata ini “Cinta”. Dan kebanyakan dari kita, termasuk saya cinta identik dengan lawan
jenis—dalam arti memikirkan. Manakala segala bayangan itu membuat kita galau
bukan kepalang. Senyum-senum sendiri, teriak-teriak sendiri, menangis sendiri,
dan melihat diri dalam cermin dengan muka kusut sendiri.
Sadar atau tidak saya atau anda
pernah di gerumuti perasaan tak menentu, hanya memikirkan dia, yang entah siapa,
yang selalu kita angankan dalam mimpi-mimpi. Disisi lain tanpa kita sadari
kesibukan bertambah banyak, seperti tugas yang tak kunjung dikerjakan, atau
sekedar pekerjaan rumah yang tak kunjung ditunaikan. Semuanya terabaikan.
Memikirkan cinta (baca:lawan
jenis) membutuhkan enegi. Gawatnya lagi ketika saya atau anda terbawa suasana
dan masuk dalam bayangan semu itu. Tak tahunya energi kita terkuras bahkan
habis. Sedangkan pekerjaan lain menunggu untuk diselesaikan. Dengan dalil lelah
akhirnya kita bermalas-malas ria sembari terus memikirkan si dia.
Waktu semakin luntur tergerus,
kadang kita mengambil gitar dan menyanyikan beberapa tembang tentang cinta.
Keefektifan waktu kita untuk beraktifitas dipertanyakan. Apalagi setelah kita
bermain gitar, kemudian melamun sendiri menatap tembok atau jendela, menatap
kosong.
Sadar!! Sadar!!!
Sebagai manusia kita juga
mestinya berfikir logis, mau apa dan seperti kita kedepan. Energi yang kita
punya sebaiknya salurkan pada hal-hal positif yang mendukung cita-cita kita.
saya juga menyadari saya tidaklah seperti itu—yang selalu idealis tentang
cita-cita. namun, saya hanya sayang dirisaya dan anda sebagai teman saya: mengingatkan.
Terlalu sayang energi yang kita punya dibuang dengan melakukan
khayalan-khayalan yang tidak bermutu.
Apalagi ditambah membanting beberapa barang disekitar ketika kesal karena bunga
tak kunjung mengembang. Sangat merugikan.
Hanya sekedar saran. Untuk
meredam gejolak dalam diri. Sebaiknya kita menyibukan diri dengan hal lain
seperti yang saya bilang tadi, hal positif. Seperti membaca buku, olahraga,
atau berdiskusi—bukan gosip—dengan teman. Jangan biarkan bayangan itu muncul
dan kita menjadi pemenung. Saya dan anda yang mengalami nasib sama, harus
menahan dan mencoba sekuat mungkin untuk tetap tegar dengan segala aktivitas
yang prodktif.
Hal lain yang perlu diingat.
Membayangkan sesuatu yang belum halal bisa termasuk ke dalam ranah dosa.
Apalagi memikirkan hal-hal jorok dari pujaan. Mungkin teman mengerti maksud saya.
udah dosa, waktu terbuang, jadi males, dan susah untuk bergerak. Ah, bagiamana
bisa survive. Justru di sisi lain,
gemuruh cinta itu harusnya menjadi pemacu kita beribadah kepada-Nya dan kita
benar-benar serius memantaskan diri. Terakhir, masalah cinta kita kembalikan
saja kepada Sang Maha Cinta, Allah Swt. Wallahualam
bii shawab.
0 comments:
Post a Comment