(infomenarik77.blogspot.com) |
Wajahnya teduh, belaian tangannya
hangat, dan mukanya kian susut dari hari-kehari, dialah Ibu. Aku sering
memanggilnya dengan “mamah”. Satu kata yang berarti kesayangan yang mendalam
atas semua jasa yang tak pernah terbalaskan.
Saat itu ketika kelas dua SMA, ibu
selalu mengatakan, “jangan dulu sama
perempuan, lanjutkan studi dulu, belajar yang bener”. Kata-kata selalu
teringang dikala sedih, dikala aku jatuh, dan dikala aku difitnah tentang
perempuan.
Ibuku perempuan dan aku suka
perempuan, namun bukanlah sekarang. Bukanlah ketika aku sedang sendiri
kemudian berkata pada seseorang—perempuan—dan mengajaknya mengobrol
kesana-kemari. Jujur aku tidak mau, walau terkadang aku khilaf, dan semoga
Allah mengampuni dosaku.
Memang betul, aku tidak menafikan
naluri yang terbias dalam rasa, kemudian rasa itu menimbulkan suka, dan pada
akhirnya jatuh cinta. Tapi apakah itu cinta dengan balutan nafsu semata?
Sedangkan diantara kita terjadi guyonan yang tak berarah untuk memuaskan rasa
rindu? Apakah itu sebuah kehalalan dari Ridho Tuhan, Allah? atau hanya sebuah
kesenangan datang dari bisikan syaitan?
Teramat aku sering ingkar,
mengganggap sepele hal ini. Padahal Allah sangat melaknat hambanya yang
mendekati zina. Sadarkanlah Ya Allah. aku kadang tak peduli dengan gelimangan
dosa kecil yang lama kelamaan menggunung membebani pundak di akhirat kelak.
Ampunilah Ya Allah, yang kadang selalu berkata mudah akan mencari maafMu,
padahal aku tidak tahu, Apakah Kau memaafkanku atau tidak?
Aku tertunduk malu, sedih, dan pilu
atas semua perbuatan yang aku langgar. Maafkan aku yang selalu berkata “biasa”
dalam dosa terkhusus khalwat. Jangan
biarkan cinta yang berwatak nafsu ini menjalar dalam urat nadi, kemudian
membeku dalam darah yang membuatku terjatuh dalam jurang kesesalan. Biarkanlah
mereka pergi dan biarlah aku berada disamping-Mu. Diakhir malam ini, Aku hanya
bisa berdoa seraya memuji keagunganmu.
Allahuma ajirna min syarrin nisaa’
Allahuma ajirna min balaa’in nisaa’
Allahumma ajarin min fitnatin nisaa’
Allahuma ajirna min ‘adzabil qabri
Allahuma ajirna min ‘adzabi yaumil qiyamah*
(Ya Allah selamatkan kami dari
buruknya perempuan)
(Ya Allah selamatkan kami dari cobaan
perempuan)
(Ya Allah selamatkan kami dari fitnah
perempuan)
(Ya Allah selamatkan kami dari adzab
kubur)
(Ya Allah selamatkan kami dari Adzab
hari kiamat)
Maka sebaik-baiknya penjaga jiwa ini
adalah Kau, Ya Allah. Hindarilah aku dari perbuatan yang dilarang dan membuatku
terhina. Semoga diluar sana, yang bernasib sama dengan aku, sadar akan segala
khilafnya. Hanya kepadamu kami bersujud dan menyembah dalam setiap keadaan.
---------------------------------------------------------------------
*doa Syaikh Badiuzzaman Said Nursi setelah shalat fardhu, dikutip dari El-Shirazy. H, Api Tauhid, Republika, Jakarta, 2014.
0 comments:
Post a Comment