Hitam letak tak berwujud
Semilir angin menyentuh ranting kering
Terhenyak dalam dingin
Aku sepi
Pada kamar kosong sendiri
Termangu di depan kaca jendela
Entah sampai kapan
Aku menunggu bulan
Kulihat hanya jam yang sibuk
Melingkar mengelilingi angka
Padahal aku mengharapkan pesan
Namun hanya pengharapan
Hingga rindu bulan ini membuncah
Meluber dalam langit
Mengapa kau hanya diam, bulan?
Menutup dirimu dengan awan
Tak beranikah kau sedikit berucap lewat cahayamu?
Atau rembangan saja lewat urat langit
Tak bisakah itu?
Aku rindu
Aku rindu
Aku rindu
Aku hanya berharap pada keksongan
Dari tiap sudut sisi langit
Semoga gunung yang berdiri tegak
Menyampaikan rindu ini
Semoga malam yang hening
Dapat merekam semua kejadian
Bahwa aku rindu bulan
Akan pula kusampaikan pada Semesta Alam
Aku menahan sakit atas rindu
Menunggu
Menunggu
Dan menunggu
Pada bulan, aku merindu
Catatan:
Hanya sekedar ekspresi
Bahwa kita—aku, kamu, dan mereka—tak’an bisa hidup tanpa
bulan.
0 comments:
Post a Comment